Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2010

Mencari PetunjukNya

Sejenak review dari status saya: " jadi teringat kata terakhir yang saya dengar dari beliau, bahwa sebelum memutuskan sesuatu selalu mintalah petunjuk, karena dunia ini bukanlah milik kita" Seriously I am , itu adalah kata dari pengajian terakhir yang saya dengarkan dari beliau, sejak saat itu saya belum pernah bertemu dengan beliau lagi, mencium tangannya, silaturahmi pada sosok guru saya, KH. Ahmad Arif Yahya, salah satu kyai besar ponpes gading pesantren, Miftahul Huda. Berikut ini ulasan panjangnya, karena saya bumbui tentunya. Dalam pengajian itu beliau menyampaikan bahwa, kita manusia adalah milik Allah, we are belong to Allah. Begitu pula dengan dunia yang kita pijak, semua adalah milik Allah. Lantas, kita dicitakanNya sebagai khalifah di muka bumi (QS2: 29-30). Sebagai khalifah manusia diberikan kewenangan bertindak atau kebebasan, kebebasan bagi kita adalah harta yang sangat berharga, hingga kita memperjuangkannya. Maka jika kita tidak mendapatkannya kit

Cinta VS Benci

Saat saya mulai mengeksplorasi perasaan cinta. Ada satu hal unik yang saya rasakan. Yakni pada saat kita mencoba memberi yang terbaik, mengarahkan untuk yang terbaik, tanpa kehendak paksaan tentunya pada obyek yang kita kasihi, dan dia tidak mengindahkannya maka muncullah yang namanya amarah dari dalam hati. Namun amarah ini masih terkendali perasaan cinta. Dalam satu kasus, saya mengeksplorasi perasaan ini dalam bentuk kebencian, berharap orang yang saya kasihi mengerti bahwa saya telah menuntunnya ke arah yang terbaik baginya. Dan saat orang yang saya kasihi masih belum peka pada apa yang kita maksud, kebencian itu berubah dari sekedar sikap menjadi perbuatan, dan jika masih belum peka, maka saya akan meninggalkannya, dan pilihan terakhir ini adalah pilihan yang sebisa mungkin dihindari. Saya mencoba menganalogikakan kasus ini seperti kasih sayang Allah SWT. Dengan rahman dan rahimNya, Dia mencintai seluruh makhluknya. Allah SWT telah memberikan suatu petunjuk, yakni jalan menuju

Muhabbatain

Hari ini begitu banyak kisah-kisah asmara di sekitar kehidupanku. Yah saya melihat dari beberapa status dan postingan di FB. Dari yang mengulas tentang hakikat sebuah cinta sejati, sampai kehilangan sesuatu yang dicinta. Termasuk tokoh di dalamnya adalah diriku sendiri. Hmm, sepertinya aku menyadari bahwa akau sudah dibutakan oleh cinta, yah satu hal lagi idealisme yang mulai tergerogoti dalam jati diri saya. Entah mungkin karena kekecewaan, justru idealisme itulah yang pada akhirnya mengingatkan diri saya, bahwa sesungguhnya cinta yang saya yakini tidak akan membuat kesucian orang yang saya cintai ternodai sedikitpun! (semoga tulisan saya ini konsisten dengan perbuatan saya kelak, amiin) . Kesucian yang harus dijaga dalam rambu-rambu agama islam tentunya, yakni menjaga kesucian antar mahram. Sebab, Allah SWT mencintai makhluk dengan rahman dan rahimNya. Dengan cintanya Dia membuat kehidupan di muka bumi ini adil bagi makhlukNya, membentuk suatu siklus berulang-ulang. Seolah-ol

Perjalanan yang Kocar-Kacir

Kata pertama yang mengawali blog "perjalanan yang kocar-kacir", hanyalah sebuah kata yang bermakna sangat sederhana. Bahwa kita manusia diciptakan di dunia hakikatnya seperti berjalan, namun tidak semua tahu akan ke mana tujuan mereka pergi. Namun, satu hal pasti yang saya yakini adalah, semua manusia yang melakukan perjalanan di muka bumi ini pasti pernah menabrak, terjatuh, dan salah arah. Itu adalah hal wajar. Namun bagi saya perjalanan hidup kita kebanyakan kocar-kacir, including myself .