Mencari PetunjukNya

Sejenak review dari status saya:


"jadi teringat kata terakhir yang saya dengar dari beliau, bahwa sebelum memutuskan sesuatu selalu mintalah petunjuk, karena dunia ini bukanlah milik kita"

Seriously I am, itu adalah kata dari pengajian terakhir yang saya dengarkan dari beliau, sejak saat itu saya belum pernah bertemu dengan beliau lagi, mencium tangannya, silaturahmi pada sosok guru saya, KH. Ahmad Arif Yahya, salah satu kyai besar ponpes gading pesantren, Miftahul Huda.


Berikut ini ulasan panjangnya, karena saya bumbui tentunya.


Dalam pengajian itu beliau menyampaikan bahwa, kita manusia adalah milik Allah, we are belong to Allah. Begitu pula dengan dunia yang kita pijak, semua adalah milik Allah. Lantas, kita dicitakanNya sebagai khalifah di muka bumi (QS2: 29-30). Sebagai khalifah manusia diberikan kewenangan bertindak atau kebebasan, kebebasan bagi kita adalah harta yang sangat berharga, hingga kita memperjuangkannya. Maka jika kita tidak mendapatkannya kita rela untuk mati, itulah yang terjadi saat bangsa ini dijajah.


Namun, Allah SWT tidak begitu saja menurunkan manusia sebagai khalifah tanpa bekal. Dia memberikan petunjukNya berupa firmanNya, yang termaktub dalam kitab taurat, zabur, injil dan Al-Quran. Dalam kitab tersebut terdapat panduan bagi manusia bagaimana hidup seharusnya, dalam arti bagaimana menjalankan peran manusia di muka bumi sebagai khalifah.


Sering kali kita menemui satu masalah, dalam arti pilihan, ya hidup di muka bumi sebagai khalifah selalu dipenuhi dengan pilihan, kita pasti pernah mengalami jalan buntu. Lantas, hal umum yang kita lakukan adalah menimbang baik-buruknya pilihan yang ada di hadapan kita. Namun hal itu saja tidak cukup. Meminta petunjukNya adalah suatu bagian dari penghambaan kita, bahwa kita berserah diri padaNya, kita masih milikNya meskipun kita adalah khalifah.


Mediator yang biasa digunakan oleh seorang muslim dalam meminta petunjukNya adalah shalat istikharah, dan menurut sebuah riwayat shalat ini lebih diutamakan dilakukan saat sepertiga akhir malam.


Yah, pada akhirnya suatu saat nanti kita harus mempertanggungjawabkan LPJ kekhalifahan kita di muka bumi kepada Allah swt. Setidaknya saat LPJ nanti, kita dapat memberikan jawaban bahwa pilihan yang kita ambil berdasarkan ikhtiar mencari petunjukNya (semoga saja, amiin). Have us prepare for it?, lets prepare it from now before it too late.

Wallahua'lam bisshawab.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Petuah Bijak - Dewa 19

Renungan: Tafakkur

Kecewa?

Persepsi

Menyadari