[Catatan] Terjemah Al-An'am 108-110

"Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan. Demikianlah Kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian kepada Tuhan merekalah kembali mereka, lalu Dia memberitakan kepada mereka apa yang dahulu mereka kerjakan." (Al-Qur'an Surat Al-An'am 108).

"Mereka bersumpah dengan nama Allah dengan segala kesungguhan, bahwa sungguh jika datang kepada mereka sesuatu mukjizat pastilah mereka beriman kepada-Nya. Katakanlah: "Sesungguhnya mukjizat-mukjizat itu hanya berada di sisi Allah". Dan tahukah kamu bahwa apabila mukjizat datang mereka tidak juga akan beriman." (Al-Qur'an Surat Al-An'am 109).

"Dan (begitu pula) Kami memalingkan hati dan penglihatan mereka seperti mereka belum pernah beriman kepadanya (Al Qur'an) pada permulaannya, dan Kami biarkan mereka bergelimang dalam kesesatannya yang sangat." (Al-Qur'an Surat Al-An'am 110).
****

Terkadang kita lupa atau mungkin tidak tahu tentang ayat di atas, bahwa sesungguhnya kita ternyata dilarang oleh Allah melalui firmanNya dalam Surat Al-An'am 108, bahwasannya kita tidak boleh untuk memaki sesembahan selain Allah SWT. Disebutkan dengan jelas, bahwa hal tersebut dapat memicu perbuatan serupa sehingga menyebabkan permasalahan yang lebih parah dan tentu saja dengan memaki tidak akan menyelesaikan masalah keyakinan. Kalimat "kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka" itu menjelaskan bahwa jika orang sudah yakin dengan apa yang ia yakini, maka ia akan percaya bahwa yang ia yakini itu benar, sekalipun sebenarnya mungkin bisa saja salah.

Dan kalimat "kemudian kepada Tuhan merekalah kembali mereka, lalu Dia memberitakan kepada mereka apa yang dahulu mereka kerjakan", secara tidak langsung berarti mengatakan kepada kita, bahwasannya untuk urusan keyakinan sebaiknya kita kembalikan kepada Allah SWT.

Ayat 108 sebenarnya masih berhubungan erat dengan ayat-ayat Al-Quran lainnya yang menyerukan untuk memberikan nasihat dengan cara yang baik kepada sesama, atau biasa kita dengar dengan mauidhoh hasanah. Karena menyampaikan kebenaran dengan tidak memaki berarti harus menyampaikannya dengan baik. Hal ini seharusnya menjadi suatu rujukan bagi umat muslim, bahwasannya dalam berdakwah tidak sepatutnya umat muslim menyampaikan dengan jalan yang negatif, upaya yang kita lakukan harusnya dengan cara-cara positif.

Ayat 108 ini juga berkaitan dengan salah satu ayat dalam Surat Al-Baqarah yang menyatakan bahwasannya tidak ada paksaan dalam beragama. Karena sesungguhnya beragama itu adalah masalah keyakinan. Kita tidak bisa memaksakan keyakinan kita kepada orang lain hanya karena keyakinan kita berbeda. Jika kita sudah mengingatkan saudara-saudara kita dengan cara yang baik namun tidak mendapatkan tempat dalam keyakinan orang yang kita ingatkan, maka kita tidak memiliki hak untuk memaksakan keyakinan kita. Dalam posisi tersebut, kita hanya bisa menyerahkan urusan tersebut kepada Allah SWT sebagaimana kalimat terakhir dalam ayat ini.
****

Catatan ini hanyalah perenungan pribadi semata, mungkin ada kesalahan dalam pemikiran yang saya tuliskan, dan jika memang ada yang mengetahui makna ayat ini lebih baik, mohon diluruskan pemahaman saya. Terima kasih.

Wallahua'lambisshawaab..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Petuah Bijak - Dewa 19

Renungan: Tafakkur

Kecewa?

Persepsi

Menyadari