Terus terang saja, lagu-lagu baru di negeri ini bagi saya kualitasnya sudah menurun dari tahun-tahun sebelumnya, baik dari segi kualitas musik dan liriknya, menurut saya sangat sedikit yang benar-benar menghibur dan memberikan makna. Saya mencoba mencari pelarian. Iseng-iseng buka folder musik ternyata ada beberapa album dari Dewa 19 era Ari Lasso. Ada beberapa lagu yang asik didengar, kualitas musik sangat menghibur dan liriknya pun sarat makna. Yup, saya pilih Petuah Bijak dari album Pandawa Lima. Musik yang dibawa masih tergolong rock alternative dengan irama yang agak cepat. Liriknya berisikan tentang sebuah pesan dan upaya pada sahabat untuk meninggalkan dunia gelap dan mengisi masa muda dengan sesuatu yang bermakna bagi hidup. Satu kalimat yang paling saya suka adalah "Mungkin ini petuah bijak yang kau rasakan sebagai klise lelahkan kedua pasang telingamu" . Kalimat tersebut sangat mewakili arti dari seorang sahabat. Bahwa seorang sahabat akan selalu menjadi peneran
Setiap manusia dilahirkan untuk berbuat salah, dan yang membedakan satu dan yang lainnya adalah bagaimana manusia menyikapinya. Ada yang tidak sadar dan terus terkurung dalam kesalahannya Ada yang sadar, namun tetap saja meneruskan kesalahannya Ada yang sadar, menyesali dan menebarkan kebaikan setelahnya. Kata kunci untuk kembali kepada kebaikan adalah kesadaran. Manusia yang berbuat salah itu seperti seperti pesakitan. Tidak akan sembuh sampai ia sadar penyakit apa yang ia derita, apa yang salah pada dirinya. Adapun kesadaran layaknya hidayah, dan hidayah adalah salah satu rizki dari Allah. Sebagaimana konsep rizki pada umumnya, rizki itu sudah ditakar. Ada yang mati-matian mengejar tapi hanya mendapatkan sedikit, ada yang dari lahir sudah dilebihkan. Di satu sisi rizki itu bisa jadi nikmat, namun di sisi lain bisa jadi laknat. Tergantung bagaimana kita menyikapinya. Mensyukuri atau kufur terhadapnya. Dan di dalam konsep pencarian rizki, terdapat tiga kata penting: "usah
Kekecewaan muncul seiring dengan harapan terhadap apa yang kita inginkan tidak terwujud, seperti halnya bocah yang menginginkan sesuatu yang ingin sekali dimilikinya namun tidak didapatkan, pasti menangis sejadinya. Karena yang kita kejar, yang berusaha kita genggam adalah dunia. Sesekali kita coba berpikir sejenak, apa sebenarnya yang kita cari? Saat kita mencari dunia, pastilah tidak ada habisnya, kita akan terus mencari sampai kita puas. Namun di sisi lain, manusia memang diciptakan dengan keadaan tidak akan pernah puas terhadap dunia. Lain halnya jika kita kembalikan semuanya kepada Allah subhanahu wata'alaa . Bahwa semua yang ada di dunia ini hanya ujian. Apa yang kita miliki itu cuma titipan, yang harus kita sisihkan sebagian kepada yang berhak, dan yang pasti suatu saat akan kita kembalikan semuanya, segalanya tanpa kita bawa satu potong pun. Saat kita berpikir bahwa dunia dan isinya hanyalah milik Allah subhanahu wata'alaa , begitu pula dengan apa yang k
“Pandanglah setiap masalah yang kita hadapi sebagai kesempatan karena hanya pada saat yang cukup gelaplah kita bisa melihat bintang” *Tulisan ini dari seorang sahabat, kakak angkatan di jurusan. Bagiku ini adalah suatu persepsi, sudut pandang dalam menghadapi setiap kesulitan.
Tak selamanya apa yang kita inginkan akan terkabulkan Tak selamanya apa yang kita harapkan dapat menjadi kenyataan Ada suatu batasan di mana kita harus menyadari bahwa ada hal yang tidak dapat kita ubah Bukan berarti menyerah tapi menerima sebagaimana adanya tetap berjuang meski kita tahu apa hasilnya Karena saat itulah kita sedang diuji untuk menjalani hidup dengan ikhlas dan siapa yang tahu Bahwa Allah sedang menyiapkan hadiah untuk kita?? Di sini, atau nanti..........
Komentar
Posting Komentar