Dunia, Keluarga, dan Agama

On Record: Kultum Baitul Ulum, Taman Sari Bukit Bandung

Bahwasannya kita mengenal tiga sahabat. Sahabat pertama, katakanlah sahabat A, kita selalu memberikan perhatian penuh padanya. Kita luangkan waktu kita untuknya, kita perhatikan ia melebihi apapun. Kita selalu menjamunya begitu ia datang dan kita berusaha untuk tidak mengecewakannya. Sahabat kedua, katakanlah sahabat B, kita memberikan perhatian padanya, namun perhatian kita tidak sebesar perhatian kita padanya, kita perhatikan ia namun dalam batas perhatian yang wajar, kita luangkan waktu kita, namun hanya beberapa saat saja.Sahabat ketiga, katakanlah sahabat C, kita tidak pernah memperhatikannya, kita bersikap tak acuh dan tak pernah meluangkan waktu kita untuknya.

Suatu saat kita mendapatkan musibah yang besar. Kita butuh pertolongan. Kita pergi ke sahabat A, meminta pertolongan padanya, namun jangankan menolong kita, perhatian pada musibah yang kita hadapi saja tidak, bahkan sahabat A cenderung menghindari kita karena masalah kita. Kemudian kita pergi ke sahabat B, reaksi sahabat B lebih baik dari sahabat A, ia mau membantu namun tidak memiliki kapasitas untuk membantu kita, akhirnya ia hanya bisa memberikan bantuan moral saja pada kita. Akhirnya satu-satunya sahabat terakhir kita datangi, yakni sahabat C, dan ternyata sahabat kita ini mau membantu kita karena memang di situlah kapasitasnya, ia mau membantu hingga musibah yang kita pikul selesai.

Makna dari tulisan di atas adalah:
Sahabat A, itu mewakili dunia beserta isinya. Kita sibuk memperhatikan waktu yang kita miliki, kita curahkan semua usaha kita untuk menyenangkan dunia, untuk mengejar dunia beserta isinya. Namun ketika kita memiliki masalah, dunia takkan sanggup menolong kita.
Sahabat B, itu mewakili keluarga. Keluarga memang kita perhatikan, namun hanya sesekali mungkin. Yang penting bagi kita adalah kewajiban terhadap keluarga sudah kita tunaikan. Lebih dari itu kita tidak memperhatikannya lagi. Ketika kita menghadapi maslaah, keluarga hanya bisa mendampingi saja,
Sahabat C. Mewakili agama. Agama kita kerap kali kita lupakan. Kita merasa berat meluangkan waktu untuk agama kita, bahkan ketika kita dipanggil kecenderungan kita adalah menghindarinya. Namun ketika kita memiliki masalah, agama akan menuntun kita untuk menyelesaikan masalah kita hingga selesai.

Itulah gambaran besar kecenderungan kehidupan kita dalam memandang tiga masalah: dunia, keluarga dan agama. Semoga tulisan ini dapat mengingatkan kita terhadap pentingnya agama, tidak hanya di dunia ini, terlebih lagi sebagai teman/kawan/sahabat kita di akhirat kelak

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Petuah Bijak - Dewa 19

Renungan: Tafakkur

Kecewa?

Persepsi

Menyadari