Simply Problem

Hari ini semua rencana yang telah saya rencanakan telah sirna, harapan saya untuk menyelesaikan studi ini di bulan Desember 2012 terpaksa harus ditunda hingga tujuh bulan berikutnya. Kecewa tentu saja, karena itu merupakan hal yang sangat manusiawi. Tapi seperti diri saya sebelumnya, saya akan menyelesaikan semua ini. Karena hidup harus terus berjalan, kecuali jika Sang Khalik memutuskan dengan lafadz saktinya "kun" itu, untuk menyelesaikan jalan hidup ini, maka berakhirlah sudah.

Semua ini membuat saya menjadi merenungkan tentang apa yang telah saya lakukan selama ini. Sempat saya merasa menjadi orang yang paling malang di dunia ini, merasakan pahitnya hidup di sebuah negeri yang dipenuhi oleh kepentingan banyak pihak, tapi tetap saja apatis terhadap kepentingan orang banyak. Namun saya teringat mereka yang di luar sana, yang tidak mengenyam pendidikan setinggi saya, mereka yang menjalani kehidupan gelap seperti di Ukraina, mereka yang harus menjalani peperangan tiada henti, mereka yang mendambakan kedamaian dalam hidup. Ah, semua yang didambakan oleh mereka sepertinya sedang saya nikmati saat ini. Maka, nikmat mana lagi yang akan saya dustakan?????

Setidaknya jika saya ingat kembali detik-detik menjelang bencana ini, semua sudah saya hadapi semampu saya dengan seluruh potensi yang diberikan Tuhan pada saya, saya tidak melakukan kecurangan, all is my work and I'll be proud of this, whatever people said, it's just me, and I know what happen in the past, what matter of things that I encountered.

I know, theres a lot of person who deal with the problem much bigger than me. So, I think that's (my problem) just a liitle problem. And do you know, someone said that a problem is just a step walk to bring us to the next step of live to make us better than before. So we'll make it as simple as that.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Petuah Bijak - Dewa 19

Renungan: Tafakkur

Kecewa?

Persepsi

Menyadari