Demonstrasi: Fenomena Ketidakpuasan Massa

Siang ini aku melewati Gedung Sate, sebuah gedung yang menjadi ikon bagi masyarakat kota Bandung. Gedung yang dibanggakan lantaran arsitekturnya yang istimewa, meskipun arsiteknya bukan putra ataupun putri bangsa.

Di depan sana aku melihat ada beberapa pasukan polisi yang sedang 'mengintai' gedung itu.

"Ah itu pasti ada pejabat mau lewat", batinku...

Namun mendadak semua prasangka itu pecah tatkala aku melihat seseorang dievakuasi lantaran pingsan. Kulihat lebih ke depan gerbang Gedung Sate ternyata segerombolan demonstran sedang menggelar aksi di depan gerbang. Beberapa orang membawakan spanduk yang entah apa tuilsannya. Beberapa lagi membawa megaphone, meneriakkan kalimat-kalimat ketidakpuasan kepada penghuni gedung itu, pemerintah.

Aku merenung di atas jok supra yang kutunggangi. Memikirkan mengapa setiap pemerintahan selalu saja mengalami demonstrasi, unjuk rasa, ataupun sebangsanya.

Coba kita tengok sedari pemerintahan awal negeri ini tatkala Bung Karno menduduki kursi kepresidenan hingga saat ini. Selalu saja ada pihak yang tidak puas terhadap kinerja, maupun kebijakan pemerintah.

Artinya apa?. Bahwa pemerintahan merupakan sistem yang dibentuk dan dijalankan oleh manusia, dan sesungguhnya kemampuan manusia itu sangat terbatas untuk dapat menyenangkan semua pihak. Dan sesungguuhnya tidak ada sistem buatan manusia yang sempurna, selalu saja ada 'handicap' dalam ciptaan manusia.

Hikmahnya adalah, sebagai pemimpin kita tidak bisa menjanjikan kebaikan untuk semua pihak, namun kita hanya bisa mengusakannya. Dan sebagai yang dipimpin, kita harus mengerti kebijakan yang diambil oleh pemimpin, kalaupun ada yang salah, kita harus mengingatkan sang pemimpin. Bukankah sang pemimpin acap kali kita juga yang memilih?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Petuah Bijak - Dewa 19

Renungan: Tafakkur

Kecewa?

Persepsi

Menyadari